Aku bisa apa?
Pagi yang indah, tapi terasa hampa..
Pagi yang ku lalui beberapa bulan terakhir ini sangatlah sepi, sepi tanpa kenyamanan..
Mestinya aku sudah terbiasa tanpa dia disisi ku
Mestinya aku sudah terbiasa tak menyapa dia di awal ketika aku membuka mata meski hanya menyapa lewat pesan
Tapi ternyata, aku belum terbiasa
Kini, ku buka cerita-cerita tentang dia yang ku tulis
Betapa usang nya tulisan tersebut karena tak pernah lagi tersentuh
Namun, kini tulisan itu kembali aku buka dan ku isi
Bukan dengan kalimat-kalimat betapa aku bersyukur memilikinya, namun sekarang dengan kalimat-kalimat betapa aku merindukannya kembali
Hanya senyum getir yang dapat ku perlihatkan ketika membaca tulisan-tulisan yang telah usang tersebut
Betapa aku dahulu sangat berharap padanya
Setelah bertahun bersama, mengarungi pahit getir kehidupan berdua... melintasi indahnya pelangi bersama cita-cita dan harapan, dia memilih pergi dan menyerah ketika badai itu tiba. Memilih mengarungi pahit getir kehidupan dan melintasi indahnya pelangi bersama seseorang dan itu bukan lah aku lagi.
Sedih? ya sangat
Kehilangan? ya sangat
Merindukan? ya
Mengapa aku begitu kehilangan? mengapa aku merasa aku sangat sedih? ya jawabannya hanya satu, karena aku sangat menyayangi nya.
Ketika dia berkata, bahwa kasih sayang saja tidak cukup betapa hancur hatiku.
Karena aku hanya memiliki modal cinta dan sayang yang sangat besar kepadanya. Dan aku kalah, karena aku tidak memiliki modal apapun selain itu untuk bertahan bersamanya.
Ketika aku melihat nya bersama pujaan hatinya apa yang aku rasa? sedih, bahagia, terluka dan semua perasaan menjadi satu dan tak dapat aku ungkapkan. Bahkan jika airmata ini mengalir deras, disitu terdapat airmata kebahagiaan melihatnya bahagia namun juga bercampur dengan air mata kesedihan.
Ketika pagi ini aku melihat betapa banyak tulisan mengenai harapan dan cita-cita ku untuk bersama dia, aku cuma bisa berkata Aku bisa apa ketika kenyataan tak sesuai harapan? Aku bisa apa ketika cita-cita itu harus aku kubur sedalam-dalamnya bersama perih yang masih ku rasa hingga saat ini.
Ku biarkan cita-cita dan harapan ini terbang menuju sang maha pemberi harapan dan membiarkanNya menggegam seluruh cita dan harapan ini.
Hingga saat ini, biarkan cinta ini tetap bersemi dengan semestinya, tak ku paksa untuk berhenti meskipun semua akan ada masa nya
Tuhan, Kau tau apa yang menjadi cita dan harapan ku.. Tolong Tuhan, izinkan aku bahagia
Tolong Tuhan, genggam harapan ku agar kelak tidak menjadi harapan semu
Pagi yang ku lalui beberapa bulan terakhir ini sangatlah sepi, sepi tanpa kenyamanan..
Mestinya aku sudah terbiasa tanpa dia disisi ku
Mestinya aku sudah terbiasa tak menyapa dia di awal ketika aku membuka mata meski hanya menyapa lewat pesan
Tapi ternyata, aku belum terbiasa
Kini, ku buka cerita-cerita tentang dia yang ku tulis
Betapa usang nya tulisan tersebut karena tak pernah lagi tersentuh
Namun, kini tulisan itu kembali aku buka dan ku isi
Bukan dengan kalimat-kalimat betapa aku bersyukur memilikinya, namun sekarang dengan kalimat-kalimat betapa aku merindukannya kembali
Hanya senyum getir yang dapat ku perlihatkan ketika membaca tulisan-tulisan yang telah usang tersebut
Betapa aku dahulu sangat berharap padanya
Setelah bertahun bersama, mengarungi pahit getir kehidupan berdua... melintasi indahnya pelangi bersama cita-cita dan harapan, dia memilih pergi dan menyerah ketika badai itu tiba. Memilih mengarungi pahit getir kehidupan dan melintasi indahnya pelangi bersama seseorang dan itu bukan lah aku lagi.
Sedih? ya sangat
Kehilangan? ya sangat
Merindukan? ya
Mengapa aku begitu kehilangan? mengapa aku merasa aku sangat sedih? ya jawabannya hanya satu, karena aku sangat menyayangi nya.
Ketika dia berkata, bahwa kasih sayang saja tidak cukup betapa hancur hatiku.
Karena aku hanya memiliki modal cinta dan sayang yang sangat besar kepadanya. Dan aku kalah, karena aku tidak memiliki modal apapun selain itu untuk bertahan bersamanya.
Ketika aku melihat nya bersama pujaan hatinya apa yang aku rasa? sedih, bahagia, terluka dan semua perasaan menjadi satu dan tak dapat aku ungkapkan. Bahkan jika airmata ini mengalir deras, disitu terdapat airmata kebahagiaan melihatnya bahagia namun juga bercampur dengan air mata kesedihan.
Ketika pagi ini aku melihat betapa banyak tulisan mengenai harapan dan cita-cita ku untuk bersama dia, aku cuma bisa berkata Aku bisa apa ketika kenyataan tak sesuai harapan? Aku bisa apa ketika cita-cita itu harus aku kubur sedalam-dalamnya bersama perih yang masih ku rasa hingga saat ini.
Ku biarkan cita-cita dan harapan ini terbang menuju sang maha pemberi harapan dan membiarkanNya menggegam seluruh cita dan harapan ini.
Hingga saat ini, biarkan cinta ini tetap bersemi dengan semestinya, tak ku paksa untuk berhenti meskipun semua akan ada masa nya
Tuhan, Kau tau apa yang menjadi cita dan harapan ku.. Tolong Tuhan, izinkan aku bahagia
Tolong Tuhan, genggam harapan ku agar kelak tidak menjadi harapan semu
Comments
Post a Comment